Menikamti Wisata Pesona Alam Bawah Laut Di Aceh Pulau Rubiah

Pulau Rubiah tidak benar satu wujud pesona keindahan slot online resmi Aceh yang berlokasi di Kota Sabang Provinsi Aceh sebelah barat laut berasal dari Pulau Weh.

Wisata Pulau Rubiah tawarkan keindahan bawah laut, dan juga sensasi berada di pulau eksotis tetapi tidak berpenghuni.

Dari Sabang hingga Merauke berjajar pulau – pulau, menjadi arti mengenai berjajarnya keindahan pulau-pulau yang ada di Indonesia. Bermula berasal dari Sabang, yakni keindahan Pulau Rubiah.

Berikut ulasan Pulau Rubiah terasa berasal dari sejarah hingga cost nyebrangnya:

Lokasi Pulau Rubiah

Terletak di Kota Sabang Provinsi Aceh. Kota Sabang adalah  sebuah kota rtp slot yang terdapat di bagian utara Kota Banda Aceh, dan Kota Sabang berada di Pulau Weh.

Rute Menuju Lokasi Pulau Rubiah

Jika perjalanan anda di mulai berasal dari Kota Banda Aceh, maka tinggal menuju ke Pelabuhan slot gacor gampang menang Ulee Lheue. Waktu yang diperlukan untuk hingga di pelabuhan tersebut kurang lebih 2 jam.

Setelah berasal dari Pelabuhan Ulee Lheue, rute yang wajib ditempuh selanjutnya adalah menuju Pelabuhan Balohan yang terdapat di Pulau Weh. Kapal Ferry umumnya menjadi armada utama penyebrangan menuju Pulau Weh.

Biaya Nyebrang Ke Pulau Rubiah

Tiket masuk Pantai Iboih sebesar Rp. 10.000,- per orang. Sedangkan tiket ke Pulau Rubiah memang gratis. Para wisatawan cuma mengeluarkan uang untuk cost transportasi menuju pulau tersebut.

Biaya yang wajib dikeluarkan berasal dari Pantai Iboih menuju ke Pulau Rubiah berkisar berasal dari Rp. 150.000 hingga Rp. 700.000.

Daya Tarik Pulau Rubiah

Ragam spot wisata di Pulau Rubiah menjadi tidak benar satu energi tarik yang dimilikinya, diantaranya :

1. Snorkeling / Diving

Traveller yang hobi snorkeling / diving, tidak lengkap rasanya jika tidak menjajal keindahan bawah laut Pulau Rubiah.

Selain sebab airnya yang jernih, banyaknya biota laut baik itu ikan, tumbuhan, maupun karang menjadi pelengkap kesempurnaan snorkeling.

Bagi para wisatawan yang hendak menyelam namum tidak memiliki alat-alat snorkeling, tenang saja. Di sana telah banyak yang menyewakan alat-alat snorkeling dan juga kamera underwater.

Biaya sewa alat-alat snorkeling lengkap sebesar Rp. 50.000,- anda termasuk mampu menyewa kamera bersama dengan kisaran harga sewa Rp. 150.000,-

2. Sewa Perahu

Tidak lengkap rasanya jika mampir ke Pulau Rubiah tanpa berkeliling lihat semua keindahan pulau berasal dari beragam sudut.

Di tempat tersebut telah di sediakan tempat penyewaan perahu bagi para wisatawan yang dambakan menikmati semua keindahan pulau.

3. Pasir Pantai

Keberadaan Pulau Rubiah yang masih alami berdampak pada keindahan pasir pantainya yang masih bersih.

Jangan khawatir, ombak di pulau ini terlalu tenang. Dan jangan lupa jadilah wisatawan yang beradab bersama dengan langkah merawat keindahan dan juga kebersihan tempat wisata yang kami kunjungi.

4. Penginapan Di Pulau Rubiah

Sayang sekali, penataan Pulau Rubiah belum maksimal khususnya penginapan. Banyaknya pengunjung masih belum berbanding lurus bersama dengan kuantitas dan kapasitas kamar penginapan.

Di pulau ini cuma ada beberapa warung penjaja makanan dan minuman, dan juga penginapan kecil yang cuma memuat dua kamar saja.

5. Makam Ummi Sarah Rubiah

Sering dibahas bahwa objek wisata yang ada di Indonesia selamanya memiliki nilai sejarah yang terlalu tinggi, begitupun bersama dengan Pulau Rubiah.

Nama Rubiah diambil berasal dari nama tokoh kebanggan penduduk Aceh, yakni Siti Rubiah. Beliau merupakan bagian berasal dari tokoh penyebaran agama Islam di Aceh.

Setelah sekian tahun selanjutnya Tengku Ibrahim berpisah bersama dengan istrinya Siti Rubiah sebab perbedaan paham. Sebelum berpisah mereka sepakat untuk membagi dua kekayaan beserta tempat tinggal.

6. Sejarah Pemberangkatan Ibadah Haji Pertama Di Indonesia

Sejarah Aceh selain sejarah mengenai penyebaran Islam pertama di Nusantara, tetapi Aceh termasuk sebagai sejarah pemberangkatan ibadah haji pertama di Indonesia. Tepatnya melalui Pulau Rubiah.

Pada tahun 1920 dikala Aceh masih menjadi tempat kesultanan, pemerintah kolonial Belanda membangun tempat karantina pemberangkatan ibadah haji di Pulau Rubiah.